Diikuti Peserta 13 Provinsi, Pelatihan Jurnalistik PJC Sukses Digelar


 

PEKANBARU – Lembaga Pendidikan Wartawan Pekanbaru Journalist Center (PJC) sukses menggelar pelatihan Jurnalistik Se-Indonesia tahap III, Kamis, (5/9/2024) pagi.

Direktur Pendidikan PJC Abdul Kadir, S. Pd., M. Pd., M.I.Kom mengatakan, pelatihan jurnalistik ini diikuti peserta dari 13 provinsi yang ada di Indonesia.

Diantaranya peserta dari Aceh, Bengkulu, Jambi, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Papua Barat dan Provinsi Riau.

Menurut Abdul, pelatihan jurnalistik ini dilaksanakan dalam bentuk on-line dengan tujuan agar bisa diikuti oleh peserta dari luar daerah.

“Ini merupakan program rutin yang ada di PJC. Ini sudah kali ketiga kita laksanakan,” kata Abdul saat ditemui di Markas PJC Pekanbaru di kompleks Perumahan Duta Mas.

Kali ini pesertanya sambung Abdul, terdiri dari berbagai latar belakang profesi.

“Bukan hanya wartawan yang ikut. Tapi ada dari TNI, advokad, dosen, mahasiswa, pengusaha,” pungkasnya.

Dibimbing Instruktur Berpengalaman

Abdul Kadir menjelaskan, pelatihan ini, dipandu oleh Instruktur berpengalaman jadi wartawan selama hampir 40 tahun,

“Merupakan penulis buku-buku jurnalistik. Seorang Master Trainer dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Beliau adalah Drs. Wahyudi El Panggabean, M.H., MT. BNSP., C.PCT,” jelasnya.

Live dari Markas PJC Pekanbaru

Pelatihan jurnalistik dimulai pada pukul 09.00 WIB hingga pukul 12.30 WIB.

Narasumber Utama pelatihan jurnalistik Drs. Wahyudi El Panggabean, M.H., MT. BNSP., C.PCT dalam paparannya mengatakan, wartawan dalam melaksanakan tugas harus patuh dan taat pada Kode Etik Jurnalistik (KEJ).

Menurut Wahyudi, ada 11 pasal KEJ yang harus dibaca, ditaati dan diterapkan di dalam pemberitaan.

“Pasal 1 menyatakan wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang dan tidak beritikad buruk. Beritanya harus berimbang. Jangankan menulis berita bohong beritikad buruk saja tidak boleh,” kata Wahyudi saat memberikan materi pelatihan jurnalistik.

Wahyudi mengatakan, wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asal praduga tak bersalah.

“Jadi harus konfirmasi. Kita sering membaca berita yang menyebutkan, hingga berita ini diterbitkan, narasumber belum bisa ditemui. Kalau belum bisa ditemui jangan dimuat dulu. Tunggu sampai dapat. Saya pernah menunggu Gubernur selama 21 hari hanya untuk mendapatkan konfirmasi langsung,” kata Wahyudi yang juga Direktur Utama PJC itu.

Cara Praktis Menulis Berita

Wahyudi dalam paparannya mengatakan, kemapuan menulis berita harus terus ditingkatkan melalui belajar dan terus belajar.

Menulis berita di media on-line kata Wahyudi, harus patuh menggunakan bahasa jurnalistik.

“Beritanya singkat padat dan jelas. Dimulai dari kelengkapan unsur 5 W + 1 H. Kemudian sewaktu menulis berita di media on-line harus menggunakan format rata kiri saja. Bukan rata kanan apalagi rata tengah,” katanya.

Selanjutnya sambung Wahyudi, menulis berita bisa menggunakan sistem piramida terbalik.

“Unsur paling penting diletakkan di bagian atas karena dulu sewaktu berita diterbitkan di koran, kadangkala karena ruang terbatas mengharuskan seorang redaktur memotong berita,” sambungnya.

Ke depan sebut Wahyudi, setelah peserta mengikuti pelatihan ini diharapkan kompetensi wartawan mengalami peningkatan.

“Sehingga berita yang dihasilkan lebih berkualitas,” pungkasnya.

Komentar Peserta

Yudi Eka Priatna Anggota Penerangan Korem 064/MY Banten yang turut mengikuti Pelatihan Jurnalistik itu mengaku, sangat termotivasi terhadap materi yang telah disampaikan narasumber.

“Pelatihan ini sejalan dengan tugas saya di Penerangan Korem,” terangnya di sela-sela sesi pelatihan.

Pelatihan ini kata Yudi sangat bermanfaat dan mendukung tugasnya di bidang penerangan.

“Terutama untuk bisa menulis berita yang baik dan benar, mudah mudahan saya bisa menularkan ke rekan-rekan yang lain,” pungkasnya.

Berita Terkait

Top