Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, Karmila Sari Motivasi Siswa SMAN 10 Pekanbaru


PEKANBARU, MEDIACEMERLANG – Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan Anggota Komisi X DPR RI Dr Hj Karmila Sari, S.Kom MM di SMA Negeri 10 Pekanbaru diikuti serius oleh siswa dan para guru. Kegiatan ini sesuai program MPR untuk mengedukasi dan menyosialisasikan empat pilar kebangsaan Indonesia kepada masyarakat di daerah pemilihan (Dapil) satu Provinsi Riau.

Empat pilar kebangsaan yang disampaikan begitu detail yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), dan Bhinneka Tunggal Ika membuat siswa serasa mereka sudah duduk di bangku kuliah saja. Karena selain detail, sesekali Karmila Sari juga menguji kemampuan para siswa dengan memberi pertanyaan langsung.

Dr Hj Karmila Sari, S.Kom MM dalam paparannya mengatakan, pemahaman pengetahuan ini sangat penting guna menambah wawasan kebangsaan, memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, serta menanamkan pemahaman yang utuh dan berkelanjutan mengenai nilai-nilai dasar negara. Apalagi kita hidup di negara yang multi suku, agama, kebudayaan yang harus bisa diwujudkan dalam persatuan dan kedamaian.

Pelaksanaan sosialisasi yang dilandasi dasar hukum ini juga sangat penting karena begitu besarnya tantangan yang dihadapi baik secara internal maupun eksternal. Sementara saat ini dinilai masih lemahnya penghayatan dan pengamalan agama serta pemunculan pemahaman ajaran agama yang keliru dan sempit.

Kondisi inilah yang terlalu mendoktrin dan mendominasi saat ini adalah terlalu meremehkan agama lain. Isu agama ini menjadi isu pertama yang dinilai sangat sensitif sehingga orang sangat mudah terpancing untuk diadu domba.

Tantangan kedua yaitu pengabaian terhadap kepentingan daerah, sehingga menimbulkan fanatisme kedaerahan. “Fanatisme kedaerahan ini tidak boleh lagi terjadi, kita harus saling menyatu dan saling melengkapi menghadapi tantangan ini,” ujar Karmila Sari, pada Sosialisasi, Selasa (29/7/2025).

Tantangan berikutnya kurangnya pemahaman dan penghargaan terhadap kemajemukan kebhinekaan dan kemajemukan. Sehingga kita sekarang tetap membutuhkan pelajaran PPKn yang dulu namanya PMP di mana kita diajarkan untuk saling menghormati dan menghargai. “Penting juga kita menghadapi tantangan kurangnya keteladanan dalam sikap dan perilaku sebagai pemimpin, Ini paling sulit,” ungkap Karmila lagi.

Disebutkan, tokoh pemimpin itu adalah manusia. Tapi menghadapi tantangan yang berbeda karena mereka tidak konsisten menciptakan mereka sebagai roll model. Termasuk kondisi di mana tidak mudahnya menjadi tokoh pemimpin ataupun tokoh bangsa. “Sehingga kita harus pahami juga menilai mana yang baik kita ikuti,” tukasnya sembari menambahkan perlunya kita masyarakat memfilter.

Hal krusial lainnya, tantangan ketika tidak berjalannya penegakan hukum secara optimal. Karena itulah kita dituntut untuk paham dengan peraturan. Kalau kita tahu peraturan, kita bisa membela diri kita punya dan batasan seperti apa.

Secara eksternal juga perlu kita ketahui, terutama akibat pengaruh globalisasi eksternal yang terus meluas. Karena globalisasi ini pula bisa menjadi hal positif dan bisa juga menjadi hal negatif akibat persaingan yang sengit.

Sementara globalisasi saat ini banyak menginformasikan isu negatif dengan menuding orang lain salah dan agar dirinya jadi orang ternama.

“Tantangan berikutnya kapitalisme yang semakin kuat intervensinya sehingga mampu merubah kebijakan nasional,” jelas Karmila Sari.

Pada kesempatan itu Karmila Sari juga memberi pemahaman
proses lahirnya dasar negara Pancasila yang berawal dari dibentuknya BPUPKI. Yang akhirnya seluruh prosesnya disempurnakan pada sidang PPKI pada tahun 1945.

Selain sesi materi Empat Pilar Kebangsaan, Anggota DPR RI dari Komisi X DPR RI ini juga menyampaikan peran apa yang telah diberikan dirinya pada daerah pemilihannya, Provinsi Riau. Diantaranya, beasiswa yang telah disalurkan kepada siswa berprestasi namun tidak mampu.

Kepada siswa SMAN 10 Pekanbaru juga menjadi bagian penyaluran beasiswa yang akan dikucurkannya nanti. Karena jumlahnya dinilai Ro1,8 juta pertahun dinilai membantu meringankan siswa untuk mendukung kemajuan pendidikannya agar semakin lancar.

Kepada Kepsek juga disampaikan kesempatan siswa yang ingin melanjutkan kuliah nanti. Hal ini diwujudkan jika siswa tersebut dinyatakan lulus di perguruan tinggi yang bukan di bawah Kementerian Agama dan jurusan ia pilih minimal B dan orang tua bukan dari kalangan TNI Polri dan ASN, boleh mengusulkan beasiswa KIP kuliah.

“Jadi KIP ini sangat membantu orang tua, selama empat tahun tidak membayar uang kuliah dan setiap semester dapat uang biaya hidup yang jumlahnya lumayan. Bantuan ini benar benar untuk kelancaran kuliahnya,” tukas Karmila Sari.

Karmila Sari juga berharap selama dirinya mewakili daerah Riau di Komisi X DPR RI , dapat membantu membangkitkan kualitas pendidikan maupun SDM warga Riau.

‘Jangan sampai menurunnya DBH , SDM kita ikut menurun pula. Jadi bagaimana kita dapat mempertahankan kemampuan, ekonomi kita memperhatikan serius soal pendidikan,” imbuhnya.

Beberapa pesan penting juga disampaikan kepada para siswa, jika ingin sukses sesuai bidang keinginan, kita harus dekat dengan orang yang kita maksud. Hal seperti ini penting untuk mempermudah kita untuk menata karir ke depan. “Proses ini harus dimulai dari sekarang. Jangan sia-siakan waktu kalian,” ujarnya di akhir sosialisasi.

Pada momen kesempatan tersebut, hadir Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau/ mewakili, Muhammad Yuzar MPd, Pengawas Pembina sekolah, Ketua MKKS, Ketua Komite SMA 10. (rid)

 

Berita Terkait

Top