Prodi Farmasi UMRI Sosialisasi di Panti Asuhan Amanah Harapan Raya

PEKANBARU, MEDIACEMERLANG -Dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Kewarganegaraan, kelompok 1 kelas D-II Prodi Farmasi, Fakultas MIPA dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI), mengadakan kegiatan sosialisasi budaya dengan tema “Pelestarian Kearifan Lokal Budaya Melayu Riau Melalui Edukasi Tanjak di Lingkungan Panti Asuhan Amanah Harapan Raya”, pada Kamis (26/06/2025) di Panti Asuhan Amanah Harapan Raya, Kota Pekanbaru.
Dibimbing oleh dosen pengampu Ilham Hudi, S.Pd., M.Pd, mahasiswa prodi farmasi memperkenalkan salah satu simbol penting dalam budaya Melayu, yaitu Tanjak, kepada Adik-adik Panti Asuhan. Dalam penyampaiannya, mahasiswa menjelaskan bahwa tanjak bukan sekadar penutup kepala, melainkan lambang kehormatan, identitas, dan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Melayu yang harus dijaga dan dilestarikan.
“Tanjak memiliki filosofi yang sangat dalam, melambangkan kewibawaan, keteguhan hati, dan ketinggian budi pekerti. Kita ingin generasi muda, sejak usia dini, tidak hanya mengenal tanjak secara fisik, tapi juga memahami nilai-nilai luhur yang dikandungnya,” ungkap Marvel, salah satu anggota kelompok.
Untuk menumbuhkan minat dan keterlibatan adik-adik, kelompok ini juga mengadakan kuis budaya interaktif yang berisi pertanyaan-pertanyaan seputar budaya Melayu, khususnya tentang tanjak dan sejarahnya. Adik-adik yang mampu menjawab dengan tepat mendapatkan hadiah menarik yang menambah semangat mereka dalam mengikuti kegiatan.
Tidak hanya itu, mahasiswa memberikan kesempatan kepada anak-anak panti untuk mencoba mengenakan tanjak secara langsung, sembari dijelaskan makna dari bentuk dan lilitan tanjak yang berbeda-beda. Antusiasme anak panti pun terlihat tinggi saat mereka berkesempatan merasakan pengalaman mengenakan simbol budaya tersebut.
Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari pengurus Panti Asuhan Amanah Ibu Hj. Suarsiani yang merupakan kepala panti Asuhan Amanah mengapresiasi inisiatif mahasiswa yang memperkenalkan budaya lokal di tengah arus globalisasi yang semakin deras.
“Anak-anak sekarang lebih sering mengenal budaya luar dari pada budaya daerah sendiri. Dengan adanya kegiatan ini, mereka jadi tahu bahwa tanjak bukan sekadar hiasan kepala, tetapi simbol harga diri dan warisan budaya yang harus dibanggakan. Ini sangat penting untuk membangun jati diri mereka sebagai anak Melayu,” ujar Ibu Hj. Suarsiani
Ia juga menyampaikan harapan agar kegiatan semacam ini terus dilakukan secara berkelanjutan. “Pendidikan budaya sejak dini akan membentuk karakter dan rasa cinta tanah air yang kuat dalam diri anak-anak,” tambahnya.
Di akhir acara, mahasiswa menyampaikan pesan kepada para siswa agar terus menjaga dan menghormati budaya sendiri. Menjadi generasi muda yang bangga akan identitasnya merupakan bentuk kecintaan terhadap bangsa dan daerah asal.
“Tanjak bukan hanya tentang pakaian, tapi tentang jati diri dan nilai. Mari kita pelihara dan lestarikan budaya Melayu Riau agar tidak tergerus zaman. Jadilah generasi yang berakar pada budaya, berwawasan luas, dan berakhlak mulia,” tutup Yurika perwakilan mahasiswa.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa berharap dapat menanamkan kesadaran budaya kepada anak-anak sejak dini sebagai bagian dari penguatan karakter bangsa yang berbasis kearifan lokal. (***)